Rabu, 05 Februari 2020

Memorabilia Maya Nahdlatul Ulama

Untuk mengenang kembali sejarah Nahdlatul Ulama dari masa ke masa, penting kiranya mendokumentasikan segala bentuk yang bernilai sejarah








Video : MKNU ke-2, PCNU Kota Surabaya





Berita dan Narasi :

GUS KIKIN, PENGASUH PONPES TEBUIRENG YANG BARU PENGGANTI GUS SHOLAH

KH ABDUL HAKIM MAHFUDZ atau Gus Kikin yg kini menjabat Wakil Pengasuh Ponpes Tebuireng, dipercaya untuk meneruskan perjuangan KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, sebagai pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang.

Gus Kikin mengatakan, Gus Sholah sudah menyiapkan calon Pengasuh Ponpes Tebuireng sekitar 4 tahun yg lalu. Saat itu dirinya diminta adik kandung Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu untuk menyiapkan diri.

“Januari 2016 saya diminta Gus Sholah membantu beliau dan bersiap. Kalau terjadi suksesi kami diminta melanjutkan. Termasuk suksesi beliau sudah menyiapkan. Saya banyak belajar dari beliau,” kata Gus Kikin di Ponpes Tebuireng, Jalan Irian Jaya nomor 10, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, mengutip detikcom, Senin 3 Februari 2020.

Pemilihan dirinya sebagai Pengasuh Ponpes Tebuireng, lanjut Gus Kikin, dilakukan Gus Sholah melalui musyawarah keluarga. Yaitu melibatkan seluruh keturunan KH Hasyim Asy’ari, selaku pendiri Ponpes Tebuireng.

Sebanyak 200 lebih anggota keluarga Ponpes Tebuireng dikumpulkan oleh Gus Sholah pada 2016 silam. Saat itu setiap orang yg datang diminta menyampaikan usulan soal siapa sosok yg tepat menjadi Pengasuh Ponpes Tebuireng selanjutnya.

Berbagai usulan sekaligus kriteria calon Pengasuh Ponpes Tebuireng, kata Gus Kikin, lantas dibahas oleh tim khusus. Tim ini terdiri dari sembilan orang perwakilan keturunan KH Hasyim Asy’ari.

Di situ diputuskan siapa yg menjadi pengasuh. 2016 Itu dulu akhirnya saya diminta Gus Sholah, saya siap. Kita sudah selesai, sudah jauh hari. Itu yg oleh Gus Sholah sudah dilakukan. Sehingga beliau tidak lagi memikirkan itu,” katanya.

Sebagai Pengasuh Ponpes Tebuireng yg baru, Gus Kikin akan melanjutkan berbagai pengembangan pesantren yg telah dilakukan Gus Sholah selama ini. Selama dipimpin cucu KH Hasyim Asy’ari itu, Pesantren Tebuireng telah mempunyai 18 cabang di seluruh Indonesia.

“Kami akan lanjutkan semuanya. Banyak kebutuhan, banyak hal yang harus kami lakukan. Kebutuhan pendidikan, kami tetap lanjutkan itu,” kata pemilik stasiun TV lokal, BBS TV di Surabaya. Beliau juga pengusaha mapan di bidang minyak dan gas bumi, PT Energi Mineral Langgeng (EML), sebuah perusahaan migas nasional milik beliau, Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yg kini mendapatkan amanat mengelola blok pemboran sumur eksplorasi ENC-02 di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Penanjakan Sumur Eksplorasi ENC-01 EML mengatakan, sumur tsb adalah sumur migas pertama di Indonesia yg dimiliki oleh santri.

Sebagaimana diketahui, Sumur Eksplorasi ENC-02 PT. EML mulai ditajak pada 9 September 2018. Menurut General Manager EML Sopandi Tossin, target kedalaman sumur eksplorasi ini direncanakan mencapai sekitar 9.800 kaki dan akan menembus beberapa jenis lapisan batuan. Di samping untuk mendapatkan data bawah permukaan dari jenis batuan dan unsur geologi lainnya, kegiatan ini juga diharapkan dapat membuktikan keberadaan hidrokarbon yg ekonomis di perut bumi Sumenep. “Kami memperkirakan, besar sumberdaya sekitar 70 juta barel minyak.

GUS KIKIN adalah putra almarhum KH Mahfudz Anwar dan Nyai Hj. Abidah Ma'shum. Dari jalur ibu, nasabnya bersambung kepada Nyai Hj. Khoiriyah Hasyim, putri sulung Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy'ari yg diperistri KH. Ma'shum Ali, ahli falak dan pengarang kitab Amtsilah Tasrifiyah, asal Gresik atau kakak kandung KH Adlan Ali Cukir.

Sedangkan dari jalur ayah, nasabnya bersambung kepada KH Anwar bin Alwi, pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi'in Paculgowang, Jombang. Dari jalur ayah ini, Gus Kikin terhitung masih adik sepupu KH. Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, yg saat ini menjabat Rais Syuriah PWNU Jatim

www.minews.id
www.bangsaonline.com
www.tebuireng.online

Selasa, 04 Februari 2020

Lailatul Ijtima' di Masjid Roudlotut Tholibin


Menjadi agenda rutinan dari Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Kelurahan Medokan Ayu, yang telah dilaksanakan pada :

Rabu, 05 Februari 2020
Bakda Sholat Isya
Di Masjid Roudlotut Tholibin RW 01
Jl. Raya Medokan Sawah no. 76. Surabaya


Penyambutan

Jamaah Pria

Jamaah wanita

Adapun Tata Cara Sholat Taubat, mengikuti tradisi yang ada di shohibul bait, yakni :
  1. Rokaat pertama, setelah Al-Faticha adalah QS. At-Takatsur
  2. Rokaat kedua, setelah Al-Fatichah adalah QS. Al-Ashr

Sholat Hajat :
  1. Rokaat pertama, setelah Al-Faticha adalah  surah Al-Kafirun
  2. Rokaat kedua, setelah Al-Fatichah adalah surah Al-Ikhlas

Sholat Witir, dengan bilangan rokaat 2 dan 1, dengan bacaan suratnya :
  1. Rokaat pertama, QS. Al-A'la
  2. Rokaat kedua, Qs. Al-Kafirun
  3. Rokaat ketiga, Qs. Al-Ikhlas

Bacaan Istighotsah disesuaikan pada masjid yang ditempati kegiatan

Acara dimulai pukul 20.20 dengan dibuka oleh MC : Ustadz Abdul Qodir


Pembacaan Khususiyah yang dipimpin oleh Bapak H. Hadi Syamsuri



Sholat Sunnah Taubah, Hajat dan Witir serta Istighotsah dipimpin oleh Bapak KH Drs. Asrori Machrus


Tahlil dikhususkan untuk almarhum Bapak KH Solahuddin Wahid, yang dipimpin oleh Bapak H. Hadi samsuri



Sambutan Ketua Tanfidziyah, Pengurus Ranting NU Kelurahan Medokan Ayu

H. Ainul Yaqin, S.Ag
  1. Semoga acara yang berjalan setiap bulan pada pekan pertama, dan bertempat di masjid dan musholla di Medokan Ayu dapat berjalan istiqomah hingga hari kiamat.
  2. Acara Lailatul Ijtima' dimulai setelah sholat Isya dengan membaca Al-Qur'an satu juz.
  3. Diusahakan jam 21.15 seluruh agenda telah selesai
  4. Malam ini kirim doa kepada KH. Solahudin Wahid karena pengurus ranting NU Kelurahan Medokan Ayu tidak bisa takziyah ke Jombang
  5. Mewakili pengurus NU mengucapkan terima kasih kepada pengurus masjid Roudlotut Tholibin yang telah bersedia ditempati kegiatan Lailatul Ijtima'

Penutup/ doa oleh Bapak H. Syaikhu
Kas Pemasukan dari Chususiyah



Foto dokumentasi :

Pengurus NU dan Tokoh Masyarakat

Jamaah Wanita

Ramah tamah